Saat ini, dunia internet sedang krisis ilmu pengetahuan. Ini dikarenakan para pembuat konten enggan membuat konten tertulis dalam website. Mereka sudah tidak mau membuat konten untuk menambah pengetahuan dalam bentuk teks, dan lebih tertarik membuat konten-konten video.
Mengapa hal ini terjadi?
Yang pertama, karena masalah hak cipta, membuat teks secara kreatif, namun kadang tulisan kita dianggap mirip, menyerupai atau menjiplak karya tulis yang sudah ada.Akibatnya tulisan kita diban atau dikomplain copyright.
Yang kedua, kaena membuat website dengan mengandalkan pemasukkan dari iklan, berupa adsense ataupun jasa periklanan lainnya, terkendala dengan adanya software anti iklan. Para pengguna komputer dan gadget lain memasang anti iklan karena mereka terganggu dengan iklan yang ada, padahal justru iklan itu lah yang secara tidak langsung “mendanai” penulis website.
Content creator kini beramai-ramai buat konten dalam platform Tik Tok, Instagram, Youtube dll. Sangat mudah membuat konten video saat ini, bahkan didukung apps canggih teknologi A.I, seorang content creator bisa memproduksi puluhan clip .Saking banyaknya video yang dibuat, tidak semuanya bagus dan bermutu.
Terjadi inflasi kualitas konten. Banyak konten-konten asal-asalan, abal-abal. Konten sampah yang rendah nilai, yang mengandung unsur kebencian, hasut-menghasut, fitnah, hoax dan aneka keburukan lain malah mendominasi.
Dunia tulis menulis semakin sepi. Hanya orang-orang berdedikasi yang mau meluangkan waktu menulis, membiayai hosting sendiri. Sedangkan Tik Tok, Instagram dll free alias gratis.
Dengan fenomena ini, diharapkan kesadaran dari Google, maskapai social media, , para netizen untuk tidak terlalu memanjakan video dan entertainment, dan kembali menghidupkan kembali website-website yang mendidik.
Leave a Reply